Tidak Ada Kejelasan, Novel Baswedan Yakin Kasusnya Sengaja Tak Diungkap

Tidak Ada Kejelasan, Novel Baswedan Yakin Kasusnya Sengaja Tak Diungkap

JAKARTA - Hingga saat ini, jajaran kepolisian belum berhasil mengungkap kasus penyiraman air keras yang menimpa mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan pada 11 April 2017 lalu. Hari ini, Kamis (1/11/2018), tepat 500 hari kasus Novel bergulir tanpa ada kejelasan.

Novel menyatakan, kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya sengaja tidak akan diungkap. Menurutnya, proses penyidikan yang hingga kini masih berjalan hanya sekadar formalitas belaka.

“Penyerangan terhadap saya adalah penyerangan yang sengaja tidak diungkap. Proses itu formalitas. Saya menduga kuat proses itu formalitas,” ungkap Novel di Gedung Penunjang KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/11/2018).

Novel mengatakan, Polri sempat menyarankan untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) pengungkapan kasusnya. Namun, hingga saat ini saran tersebut tidak juga diindahkan KPK. Kendati demikian, dirinya tetap berterima kasih kepada KPK atas upaya penuntasan kasus yang dilakukan lembaga antirasuah itu selama ini.

Dikatakan Novel, kunci pengungkapan sebuah kasus ada di tiga bulan pertama proses penyidikan. Jika lewat dari itu, menurutnya, akan sulit untuk mengungkap siapa dalangnya. “Setelah 3 bulan itu akan sulit untuk diungkap. Makanya saya katakan saya yakin masalah saya sengaja tidak diproses,” tuturnya.

Ia pun menduga, kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya terbengkalai lantaran ada kepentingan politik. “Saya menduga pimpinan Polri yang menangani masalah ini ada ketakutan untuk mengungkap,” tukasnya.

Di sisi lain, dirinya mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang seakan acuh terhadap kasus tersebut. Ia menilai, seharunya presiden jangan diam saja. Sebab, kata dia, seorang pemimpin negara merupakan harapan terakhir demi ditegakkannya keadilan.

“Pertanyaan saya, apakah presiden takut mengungkap masalah saya? Kalau takut, saya kecewa. Karena presiden pemimpin bangsa ini. Kalau bukan kepada dia, kepada siapa lagi kita berharap keadilan ditegakkan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Novel Baswedan menjadi korban penyiraman air keras pada 11 April 2017 lalu. Dirinya diserang di sekitar kediamannya usai menjalani solat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Cairan tersebut mengenai wajahnya, juga mata kirinya.


Berita Lainnya

Index
Galeri