Sempat Bungkam, Akhirnya Putra Mahkota Saudi Buka Suara Soal Kematian Jamal Kashoggi

Sempat Bungkam, Akhirnya Putra Mahkota Saudi Buka Suara Soal Kematian Jamal Kashoggi

JAKARTA - Sempat tidak bersuara atas kasus kematian jurnalis Jamal Kashogi dalam tiga pekan belakangan, Putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, akhirnya bersuara terkait kasus yang menjadi perhatian dunia internasional itu.

Berbicara di Riyadh pada konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan, putra mahkota Saudi itu menggamabarkan pembunuhan kolumnis Washington Post itu sebagai “perbuatan keji yang tidak dapat dibenarkan”, mengatakan jika semua pelaku akan dihukum, dan bahwa “keadilan akan menang”.

Itulah  komentar pertama Mohammed bin Salman sejak kecaman global atas pembunuhan jurnalis 60 tahun yang diduga terjadi pada 2 Oktober lalu, di gedung konsulat Saudi di Istanbul itu.

Seperti diketahui, anggota staf keamanan putra mahkota Saudi itu, adalah termasuk di antara mereka yang disebut oleh pemerintah Turki sebagai pelaku pembunuhan. Dalam kesempatan itu, Mohammed Bin Salman juga mengumumkan restrukturisasi badan keamanan nasional kerajaan dan mengatakan jika Arab Saudi dan Turki akan bekerja sama dalam kasus tersebut.

“Insiden yang terjadi ini sangat menyakitkan, bagi semua orang Saudi. Insiden ini tidak dapat dibenarkan. Mereka tidak akan dapat memecah belah kita selama ada raja yang disebut Raja Salman bin Abdulaziz dan seorang putra mahkota bernama Mohammed bin Salman, dan seorang presiden di Turki bernama Erdogan,” kata Mohammed bin Salman seperti dikutip BBC, Kamis (25/10).

Pernyataan putra mahkota itu dibuat di auditorium penuh dengan para hadirin yang mendengarkan secara seksama saat dirinya menjawab pertanyaan dari seorang moderator.

Dia juga disebutkan menjaga jaraknya dari 18 orang yang diduga telah membunuh dan memotong-motong tubuh Khashoggi di dalam konsulat, serta meminta kepada presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sebagai mitra dalam kasus ini.

Pada hari Selasa lalu, Erdogan secara langsung menuduh beberapa “orang penting” Saudi  yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi, namun tidak menyebutkan nama putra mahkota dalam daftar nama tersebut.

Pada hari Selasa, presiden Amerika Serikat Donald Trump, sekutu Mohammed bin Salman, mengatakan untuk pertama kalinya bahwa pangeran bisa saja terlibat dalam operasi pembunuhan terhadap Kashoggi.

Keesokan harinya, Washington Post menambah laporan di media Turki bahwa direktur CIA Gina Haspel telah mendengarkan rekaman audio yang disebut sebagai bukti jika Khashoggi telah disiksa secara brutal sebelum dihabisi. Haspel terbang ke Ankara pada Senin malam untuk membantu penyelidikan Turki atas kematian Khashoggi


Berita Lainnya

Index
Galeri