Bendera Tauhid Dibakar, Nama Jokowi-Ma’ruf Ikut Hangus, Kok Bisa?

Bendera Tauhid Dibakar, Nama Jokowi-Ma’ruf Ikut Hangus, Kok Bisa?

JAKARTA - Polisi masih terus mendalami insiden pembakaran bendera Tauhid oleh oknum anggota anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Peristiwa itu sendiri mendapatkan sorotan dari berbagai pihak. Tak sedikit pula yang kemudian mengecam tindakan tersebut. Peneliti senior dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan, bukan tidak mungkin peristiwa tersebut bakal memberikan pengaruh kepada Jokowi-Ma’ruf.

Tentu saja, hal itu bisa berpengaruh pada elektabilitas capres-cawapres petahana itu. Hal itu terjadi jika paslon nomor urut 01 itu malah membela kejadian yang terjadi di Garut tersebut.

Demikian disampaikan Ikrama di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018). Menurutnya, pemberitaan tentang peristiwa tersebut tergolong paling panas dalam waktu beberapa hari terakhir.

Hal itu karena isu agama sangat sensitif menjelang Pilpres 2019. “Dan efeknya akan besar. (Tergantung pada) Sejauh mana orang akan mengasosiasi kasus pembakaran itu ke Jokowi,” jelas Ikrama.

Lebih lanjut Ikrama menjelaskan meski Ma’ruf warga NU yang merupakan organisasi induk dari Banser, namun sangat jauh jika peristiwa tersebut diseret ke Jokowi.

Tapi Ikrama kembali mengingatkan isu tersebut bisa saja membuat Jokowi-Ma’ruf tersandung. “Mungkin tidak mengasosiasi secara langsung,” bebernya.

Sebaliknya, jika Jokowi-Ma’ruf malah membela para pelaku pembakaran dan menganggap tak ada masalah, maka akan memberikan dampak secara langsung. “Saya pikir bertolak belakang dengan keinginan publik. Karena keinginan publik sangat sensitif bahwa ini dinilai sebagai pelecehan,” tutupnya.

Sebelumnya, polisi memastikan akan memproses insiden tesebut sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku. Setelah pemeriksaan tiga orang yang diduga melakukan pembakaran bendera mirip HTI bertuliskan kalimat tauhid, polisi telah kantongi identitas pembawa bendera tersebut.

“Sudah diketahui (identitasnya). Tapi sedang dikejar,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/10/2018).

Polisi menyimpulkan, pembawa bendera tersebut merupakan salah satu santri yang ikut dalam perayaan hari santri nasional di Limbangan, Garut, Jawa Barat. “Kemarin kan mereka ikut hari santri. Dia ikut. Satu orang,” ujar Setyo.

Polisi juga masih menggali keterangan dari tiga orang yang diamankan pasca pembakaran bendera tersebut. “Satu dari mereka adalah ketua panitia dan dua yang membakar di video tersebut,” jelas dia.
 
Setyo mengungkap, pemeriksaan sangat mungkin tidak akan tertutup hanya pada tiga orang yang sudah diamankan itu saja. Bisa saja, lanjutnya, bakal ada saksi lain yang ada di dalam video dipanggil oleh kepolisian untuk dimintai keterangan.

Setyo menambahkan, pihaknya juga masih terus menggali keterangan ketiga orang yang sudah diamankan itu. Salah satu yang diperiksa sebagai saksi adalah ketua panitia peringatan Hari Santri. Sedangkan dua orang lainnya yang ikut diamankan, menurut Setyo, terekam dalam video pembakaran bendera.

“Jadi panitia sudah menyampaikan tidak ada bendera selain bendera Merah Putih, tapi ternyata ada yang membawa itu, yang beda cuma satu itu saja,” imbuhnya.


Berita Lainnya

Index
Galeri