Balas Kritikan Pedas Prabowo, PDI: Maklum, Jadi Kepala Daerah Aja Beliau Belum Pernah

Balas Kritikan Pedas Prabowo, PDI: Maklum, Jadi Kepala Daerah Aja Beliau Belum Pernah

JAKARTA - Kubu koalisi pendukung Prabowo-Sandi sepertinya tak memiliki agenda lain selain melontarkan kritik pedas kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Apapun, selalu bisa menjadi bahan kritik yang dilontarkan cukup frontal dan masif. Salah satunya adalah berkenaan dengan isu-isu perekonomian.

Bukan hanya tim sukses maupun anak buahnya, Prabowo Subianto juga bahkan selalu melempar kritik frontalnya. Kritikan itu pun akhirnya direspon Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat. Tak kalah pedas, mantan pengganti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu juga membalasnya dengan sindiran.

Akan tetapi, Djarot mengaku sangat memaklumi apa yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra itu. Pasalnya, Prabowo sendiri tidak penah memiliki pengalaman sama sekali di dalam pemerintahan. Bahkan tidak pernah menjabat sebagai kepala daerah.

Hal itu disampaikan Djarot menanggapi berbagai kritikan keras dari kubu penantang itu. Demikian disampaikan Djarot di Posko Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2018). “Ya maklum, Pak Prabowo kan belum pernah punya pengalaman di pemerintahan. Jadi dimaklumi saja,” sindir Djarot.

Menrutunya, mantan menantu Presiden Soeharto itu hanya memiliki pengalaman di militer saja. Sedangkan pengalaman sebagai kepala daerah, pun sama sekali tidak pernah dirasakannya. “Beliau kan hanya pernah di militer doang. Tapi belum pernah memimpin kabupaten, jadi wali kota, atau gubernur. Kan belum pernah sama sekali,” katanya.

Sehingga dia mengaku wajar kritikan yang dilakukan oleh Prabowo Subianto tersebut. Karena soal urusan birokrasi saja Prabowo Subianto mungkin belum mengetahuinya. “Jadi kalau belum memahami dinamika yang ada di birokrasi ya harap maklum,” pungkasnya.

Sebelumnya, capres nomor urut dua itu menyebut kepemimpinan Indonesia saat ini kerap ugal-ugalan dalam mengelola negara. Hal itu disampaikan mantan Danjen Kopassus itu melalui akun Facebook miliknya, Selasa (16/10/2018).

Dalam unggahannya itu, dirinya mengklarifikasi makna ‘Make Indonesia Great Again’ yang disampaikan dalam orasi politiknya pekan lalu. Dia membantah bahwa slogan itu plagiat dari ucapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Ia menjelaskan bahwa pernyataannya itu buah gagasan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia, bukan malah dianggap spontanitas yang muncul belakangan ini saja.

Di sisi lain, ia juga menilai pemerintahan kerap membuat keputusan yang tidak matang. Termasuk persoalan keadilan yang mesti dibenahi dalam empat tahun terakhir ini. Berbagai contoh inilah yang membuatnya menilai pemerintah telah mengelola negara secara ugal-ugalan.

“Empat tahun terakhir kita melihat bagaimana sebuah keputusan bisa dengan mudah direvisi atau dibatalkan tanpa memikirkan dampak hingga rakyat bawah.” tulisnya. “Hukum menjadi alat tawar menawar politik tanpa pernah mempedulikan rasa keadilan.”

“Dan kita terus menyaksikan bagaimana riuhnya kabinet kerja, akibat saling tuding antar kementrian dan lembaga negara,” kata Prabowo. “Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara.”


Berita Lainnya

Index
Galeri