Setelah Memijat, Ibu Ini Ajak Pelanggannya Begituan Demi Membiayai Kuliah Anaknya

Setelah Memijat, Ibu Ini Ajak Pelanggannya Begituan Demi Membiayai Kuliah Anaknya
Ilustrasi.

SAMARINDA - Kebutuhan hidup yang mengimpit membuat Lestari (45, nama samaran) menempuh jalan pintas menjadi pemijat sekaligus penjaja cinta. Dia menjalankan perannya di sebuah panti pijat di Kecamatan Samarinda Seberang, Kalimantan Timur.

Sudah 1,5 tahun Lestari menjalankan pekerjaan kotor itu. Dia mengakui pekerjaannya haram. Namun, Lestari mengaku tidak memiliki pilihan lain karena kebutuhannya semakin banyak.

Perempuan berkulit putih itu memasang tarif Rp 150 ribu bagi setiap pelangan yang mendapatkan jasa urutnya. “Biasanya setelah pijat, saya ajak begituan. Biayanya enggak terlalu mahal. Paling dengan pijat itu Rp 300 ribu,” kata Lestari, Senin (15/10/2018).

Setiap pekan, Lestari melayani puluhan pelanggan. Tidak semuanya mau berhubungan badan. Ada yang datang ingin mendapatkan pijatan lembut darinya. Namun, tak sedikit pula yang datang untuk meminta dipijat plus bersebadan.

Di kontrakannya, Lestari telah menyediakan kondom. Sebagian besar pelanggannya melakukan hubungan intim dengannya menggunakan alat pengaman itu. Pendapatan Lestari termasuk besar. Dalam sebulan dia bisa mengantongi Rp 5 juta. “Kebanyakan yang datang ke sini itu anak-anak muda. Kalau yang sudah punya istri atau seumuran dengan saya, seingat saya jarang,” kata Lestari.

Dia masih harus mengirim uang kepada anaknya yang kuliah di Surabaya, Jawa Timur, sebesar Rp 1 juta per bulan. “Sekarang anak saya sudah semester lima. Uang yang saya dapat ini banyak digunakan untuk biaya kuliah dia. Sisanya untuk kebutuhan hidup saya di sini,” tutur Lestari.

Dia mengaku sudah tiga tahun bercerai dengan suaminya. Mantan suaminya kini telah menikah lagi dengan perempuan lain. Sesekali keduanya berkomunikasi mengenai masa depan anaknya, termasuk beban pembiayaan untuk kelanjutan pendidikan anak.

Suami Lestari masih memberikan uang belanja kepada anaknya selama setahun. Namun, sejak awal 2017, biaya kuliah anak semata wayang yang kini berumur 21 tahun itu diserahkan pada Lestari.

Saat masih hidup bersama suaminya, Lestari pernah bekerja di Jakarta. Dia menjadi pembantu, mencuci pakaian, hingga menyeterika baju di rumah tetangga. “Pekerjaan itu enggak lama juga saya jalani. Hanya tiga bulan. Pendapatan saya enggak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi waktu itu anak saya sudah mau lulus SMA,” kata Lestari.


Berita Lainnya

Index
Galeri