Gawat! Siak Berpotensi Menjadi Sarang Teroris dan Berkembangnya Paham Radikalisme

Gawat! Siak Berpotensi Menjadi Sarang Teroris dan Berkembangnya Paham Radikalisme

SIAK - Kabupaten Siak, Provinsi Riau dinilai memiliki potensi menjadi sarang teroris dan berkembangnya paham radikalisme yang berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Maka, Pusat Studi Terorisme dan Radikalisme (PSTR) Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) menjadikan Kabupaten Siak sebagai objek penelitian tentang keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme di Indonesia.

Sebab, Siak termasuk salah satu kabupaten yang dinilai berpotensi menjadi sarang teroris. Kegiatan penelitian dengan menyebar kuesioner tersebut dilaksanakan pada Selasa (9/10/2018) di aula kantor camat Minas, Kabupaten Siak.

Pada kegiatan itu, sekaligus digelar dialog dengan masyarakat termasuk pers, LSM dan mahasiswa. Tim PSTR PTIK Polri dihadiri oleh Kombes Pol Timisela dan Kombes Pol Frenky Pakpahan beserta rombongan.

Kombes Pol Timisela mengungkapkan penelitian itu digelar di berbagai wilayah hukum Polri di Indonesia. Untuk di Riau dipilih 4 daerah, yakni Pekanbaru, Siak, Bengkalis dan Pelalawan.

"Kita memilih daerah ini karena berdasarkan kajian hasil penyidikan dari kasus-kasus sebelumnya, untuk di Riau empat tempat itu termasuk besar potensinya," kata Kombes Pol Timisela.

Penelitian dilaksanakan dengan metodologi kualitatif, kuantitatif dan observasi. Satu daerah kunjungan minimal terobservasi dan terisi sebanyak 50 kuesioner. "Hasilnya inilah yang kami kaji secara akademis di PTIK, kemudian menjadi rujukan bagaimana Polri dapat mencegah terorisme," kata dia.

Objek penelitian juga lebih kepada keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme tersebut, karena berawal dari beberapa kasus yang ternyata banyak keterlibatan perempuan.

"Dugaan sementara, perempuan itukan lebih loyal kepada pemimpinnya, sehingga bisa cepat menerima ajaran-ajaran yang didapatnya," kata dia.

Hasil penelitian itu nanti, kata dia, bakal dipresentasikan di PTIK, dan dibawa ke forum internasional untuk diuji secara ilmiah, kemudian baru dipublikasikan. "Kami berharap Polri dan masyarakat sama-sama ingin mencegah teroris di tempat tinggal atau di sekitar tempat tugas," kata dia.

Ditanya seberapa besar potensi Siak menjadi sarang teroris dibanding kabupaten lain di Riau, Kombes Pol Timisela tidak menjawab. Karena hal itu dianggap bagian dari rahasia untuk merumuskan tatapola atau cara pencegahan yang efektif.

"Itu nanti kami akan jabarkan secara internal kepolisian, sehingga masing-masing Polda dan Polres mempunyai formulasi tepat untuk melakukan pencegahan," kata dia.

Sementara itu, Waka Polres Siak Kompol Abdullah Hariri yang mendampingi kegiatan itu, memberikan apresiasi atas dililihnya Siak sebagai objek penelitian. Meskipun tidak ada perkara yang terjadi di Siak untuk beberapa tahun terakhir.

"Dumai, Kampar dan Rohil mungkin banyak perkara itu tahun -tahun sebelumnya. Di Siak, tidak ada lagi karena kita juga telah melaksanakan kegiatan pencegahan secara berkala," kata dia.

Kendati begitu, ia juga berharap agar masyarakat bisa memberikan informasi terkait perorangan atau sekelompok orang yang melakukan rencana aksi teroris di Siak.


Berita Lainnya

Index
Galeri