Penulis: Makmur HM
SEORANG teman pernah bertanya, "bagaimana caranya supaya saya bisa melupakan mantan kekasih?". Lalu, teman yang lain menimpali, "saya sudah punya pengganti, tapi saya tetap ingat sang mantan". Sambil tersenyum, saya hanya menjawab dengan sebuah pertanyaan retoris, "apakah mantan kekasih harus dilupakan?".
Mantan kekasih. Ya, mantan. Bagi sebagian orang, ini menjadi permasalah pelik. Putus cinta memang bukan hal sederhana. Ia menjadi simbol sikap keragu-raguan, rasa percaya diri, dan lebih dalam lagi soal kepercayaan terhadap pasangan.
Tak ada benar dan salah dalam hal putus cinta, yang jelas hanya sebuah kekecewaan, rasa sedih yang mendalam, kemudian diikuti dengan rindu yang kian menggebu. Dan dalam rindu, seseorang akan merasakan mantan kekasih kian jelas berada di sisinya. Lingkungan sekitar, barang, aroma, lokasi, pakaian hingga film, adalah hal-hal yang selalu mengingatkanmu dengan keberadaannya.
Dalam sebuah teori percintaan disebutkan, masa hubungan dengan sang kekasih dapat memperkokoh tembok kenangan. Hal itu bisa menjadi salah satu penghalang seseorang untuk move on meski sudah memiliki pengganti. Adapun kebiasaan manusia sebagai makhluk yang suka membanding-bandingkan, menjadi salah satu faktor penguatnya. Ingat, manusia berbeda-beda. Ia unik. Sama dalam satu hal, berbeda dalam hal lainnya.
Terkait pertanyaan retoris saya di atas, saya jadi ingat sebuah percakapan dalam salah satu drama korea berjudul Gentleman Dignity yang kurang lebih seperti ini, "Jika kamu ingin aku melupakan mantan kekasihku di masa lalu, aku tidak bisa. Aku hanya bisa mengurangi untuk mengingatnya dengan mengisi hari-hariku bersamamu."
Ya, saya suka drama-drama korea tertentu, jadi jangan tertawakan ke-macho-an saya. Terakhir dan yang harus dicatat baik-baik adalah, kamu akan mengingat mantan kekasihmu sekuat usahamu untuk melupakannya. So, masih bertanya bagaimana cara melupakan mantan? *
