PEKANBARU - Peredaran ponsel ilegal di lembaga pemasyarakatan (lapas) kembali menjadi sorotan. Dalam razia gabungan di Lapas Kelas IIA Pekanbaru pada Jumat malam (23/5/2025), hampir 100 unit handphone ditemukan beredar bebas di dalam kamar tahanan.
Razia ini melibatkan ratusan personel dari Lapas Pekanbaru, Polresta Pekanbaru, Polda Riau, serta Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Riau.
Kepala Kanwil Ditjenpas Riau, Maizar, membenarkan bahwa petugas menemukan sejumlah besar barang terlarang dalam penggeledahan tersebut.
"Ada 23 jenis barang terlarang yang ditemukan di dalam kamar tahanan," ujar Maizar, Sabtu (24/5/2025).
Barang-barang tersebut meliputi 98 unit handphone, 85 charger, 62 handsfree, 25 senjata rakitan, 27 sendok besi, 23 kabel terminal, 13 kipas angin, 7 rice cooker, 3 kompor listrik, dan 19 garpu besi.
Selain itu juga ditemukan 17 pisau cukur, 5 speaker, 7 tali, 3 tali rafia, 18 kabel, 5 power bank, 8 potongan besi, 10 penggaris besi, 23 botol kaca, 25 korek api, 24 hanger besi, 9 pemanas air, dan 11 gunting kuku.
Seluruh barang terlarang tersebut langsung dimusnahkan, termasuk puluhan ponsel yang direndam ke dalam air.
Bagi narapidana yang kedapatan memiliki barang terlarang, sanksi tegas telah disiapkan. "Sanksinya berupa pencabutan hak remisi, hak integrasi, dan penempatan di sel pengasingan," jelas Maizar.
Ia menegaskan, razia ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan lapas yang bebas dari narkoba, handphone, dan penipuan. Hal ini sesuai dengan poin pertama dari 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
"Terutama dalam pemberantasan peredaran narkoba dan pelaku penipuan dengan berbagai modus di dalam Lapas dan Rutan. Kami bersinergi dengan aparat penegak hukum untuk mewujudkannya," ujarnya.
Maizar menambahkan, razia serupa akan terus dilakukan, baik secara rutin maupun insidental, demi menjaga keamanan dan ketertiban di dalam lapas.
