RENGAT - Masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau meminta bupati untuk memperbaiki sejumlah irigasi di wilayah rawan banjir dan areal perkotaan untuk memberikan ketenangan bagi penduduk.
"Selama ini banyak irigasi yang tersumbat hingga aliran air tidak lancar," kata salah satu warga Inhu, Swandi di Rengat, Rabu (13/7/2016).
Ia mengatakan, beberapa tahun terakhir kondisi sejumlah iragasi di Inhu bermasyalah baik tertutup tanah atau rumput maupun tebing runtuh dan hancur yang mengakibatkan banyak rumah warga terendam air disaat musim hujan atau sungai indragiri meluap.
Masyarakat yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) khususnya selalu siang malam dihantui ketakutan, jika belum ada perubahan yang signifikan dari instansi terkait, program pemerintah untuk membangun irigasi perlu ditinjau ulang bermanfaat atau tidak untuk mengurangi dampak tersebut. "Selain itu agar pejabat di instansi terkait di evaluasi ulang," sebutnya.
Warga Inhu yang lain, Pendi juga mengatakan, sejumlah irigasi di lingkungan penduduk perkotaan juga tertutup, terlihat di jalan kusuma, gerbang sari, lintas Rengat bahkan dalam kota Rengat seperti areal pertokoan, pasar banyak saluran air tertutup limbah hingga menimbulkan bau busuk. "Ini sangat memperihatinkan, untuk itu instansi yang menangani hal ini perlu diberikan penegasan," pintanya.
Menurutnya, jika tetap tidak mendapatkan perhatian kedepan peluang Inhu meraih Adipura sangat tipis, selain banyak sampah berserakan di sejumlah tempat yang merusak pemandangan kota juga berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. "Sebaiknya sejumlah PNS yang tidak siap bekerja di rotasi atau mutasi untuk penyegaran," ujarnya.
Bupati dan Wakil Bupati Indragiri Hulu Yopi Arianto dan Khairizal diharapkan segera menyusun kabinet baru untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi lima tahun kedepan agar dapat mensejahterakan masyarakat. "Masyarakat butuh perubahan dan peningkatan pelayanan kerja," tegasnya. (max/ant)
