SOLOK - Polisi berhasil berhasil membongkar penyebab kematian DW (16), siswi SMK Negeri di Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Siswi SMK dibunuh oleh pacarnya sendiri, berinisial RT (16) di dalam kamar korban.
Sebelum menghabisi korban, warga Jorong Kapalolabuah, Saniangbakar, Kecamatan X Koto Danau Singkarak, Kabupaten Solok, itu diduga melakukan hubungan suami istri.
Dugaan itu diperkuat dengan ditemukannya bulu kemaluan di tubuh korban. Pelaku telah ditangkap pada Jumat (8/3/2018).
Kapolres Solok Kota, AKBP Dony Setiawan mengatakan, mayat korban pertama kali diketahui oleh ibunya yang curiga anaknya tidak pernah keluar kamar sejak pagi hingga malam.
”Awalnya orangtua korban DW curiga pada anaknya. Korban tidak pernah keluar kamar sejak ditinggal orangtuanya yang pergi berladang sampai pukul 20.00. Sementara, pintu kamar dalam keadaan terkunci,” jelas AKBP Dony Setiawan, sebagaimana dilansir Padang Ekspres, Sabtu (9/3/2019).
Merasa curiga, orangtua DW menghubungi saudara dan warga sekitar untuk mendobrak pintu kamar DW. Nah, saat pintu didobrak, DW ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dan leher dijerat tali.
Kasus siswi SMK dibunuh itu kemudian dilaporkan ke polisi. Selanjutnya, polisi melakukan penyelidikan. Dalam waktu singkat, polisi meringkus pelaku RT di rumahnya.
“Pelaku ditangkap saat masih tertidur sekitar pukul 03.00 WIB, Jumat (8/3) dini hari di kediamannya di Nagari Saniang Bakar,” tambah AKBP Dony Setiawan.
Kepada polisi, pelaku mengakui perbuatannya. Pelaku mengatakan bahwa pembunuhan itu terjadi Kamis (7/3) sekitar pukul 04.30 WIB.
RT menyelinap masuk ke rumah DW melalui jendela. Pasangan kekasih ini bercumbu hingga keduanya tertidur pulas.
Pelaku terbangun jelang Subuh, tepatnya pukul 04.30. Saat itu, korban masih tertidur. Pelaku kemudian menghabisi korban dengan cara mencekik lehernya dengan tali hingga tewas.
”Hubungan pacaran mereka diketahui sudah terjalin cukup lama. Menurut penuturan pelaku, dia sudah sering melakukan hubungan layaknya suami istri malam hari jika besoknya libur sekolah,” pungkas Dony.
