BISNIS judi berkedok Gelanggang Permainan Elektronik (Gelper) di Kota Bagansiapiapi kian menjamur. Dari yang awalnya hanya satu lokasi, kini menjadi 6 tempat.
Berhembus kabar, menjamurnya bisnis judi berkedok gelper ini karena aparat penegak hukum melakukan pembiaran dan justru ada oknum yang memback-up. Benarkah atau tidak kabar itu, belum terjawab. Menurut Kapolsek Bangko AKP Agung Tri Adiyanto, dibuka salah ditutup juga salah.
Manisnya bisnis judi ini bagi pemilik modal terbukti dengan menyebarnya gelper di sejumlah titik di Kota Bagansiapiapi. Seperti, 88 Zone, Jalan Gajah Motor,
King Zone, Jalan Sei Garam dan empat gelper lain di Jalan Perniagaan, yakni, Fun Zone, Ezone, City Game, Holiday Game.
Agung Tri Adiyanto ketika dikonfirmasi, Rabu (10/8/2016) malam terkait maraknya gelper di Bagansiapiapi mengatakan, dirinya memastikan akan menutup bisnis tersebut. Namun, disodorkan pertanyaan penutupan gelper sampai batas waktu kapan, Agusng justru menjawab tidak tahu.
"Tindakan saya. Malam ini (kemarin, red) juga saya tutup (geleper, red) semuanya," jawabnya melalui pesan elektronik. Disinggung bukanya gelper sudah lama buka dan mengapa baru malam itu dilakukan penutupan, Agung menjawab singkat 'gak tahu sampai kapan'. "Dibuka salah ditutup juga salah," timpal Kapolsek Bangko ini tanpa merinci maksud ucapannya.
Beberapa jam sebelumnya, tersiar kabar Polda Riau menggrebek arena gelper King Zone di Jalan Sei Garam. Namun, informasi berubah bahwa empat oknum polisi yang mengendarai mobil jenis Toyota Avanza BM 1965 NO warna hitam itu datang meminta 'jatah'. "Tak tahu saya," timpal Kapolsek saat dikonfirmasi menyangkut penggrebekan tersebut.
Pemilik arena gelper King Zone, Badawi, ketika dikonfirmasi tempat usahanya berusaha terus menghindar. Bahkan, ketika mencoba bertemu di ruang kerjanya pun diminta untuk menunggu sejenak di luar tetapi tak kunjung ada kabar kepastian wawancara. "Tunggu sebentar ya. Saya masih ada tamu," jawabnya sambil menunjuk dua tamu berpenampilan parlente berambut cepak.
Di arena ini, hampir ratusan orang asyik bermain gelper. Rata-rata, penikmat gelper minimal harus merogoh kocek Rp100 ribu untuk sejumlah koin. Para pemuja gelper ini mulai usia belasan sampai kisaran setegah abad. Koin dengan nilai Rp100 ribu itu pun hanya mampu bertahan puluhan menit.
Para penikmat gelper sambil bermain dengan iming-iming hadiah elektronik, seperti, kulkas, televisi, mesin cuci, hingga sepeda motor ditemani para puluhan pelayan wanita. Para perempuan itu berada di setiap meja gelper paling sedikit tiga orang. "Belanja koin paling sedikit Rp100 ribu bang. Ada juga langganan tetap yang sudah punya voucher. Jadi tinggal tukarkan voucher saja," sebut kasir wanita yang enggan disebut namanya.
Sang kasir mengatakan, King Zone setiap harinya buka mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 00.00 WIB. "Peminatnya banyak. Apalagi hadiahnya bukan cuma uang, tetapi peralatan elektronik rumah tangga sampai sepeda motor. Mungkin itu salah satunya yang menjadi minat pengunjung, makanya ramai terus setiap hari," ungkap sang kasir menjelaskan.
Ditanya soal omzet, sang kasir enggan mengungkapkan lebih jauh. "Kok sampai situ (omzet, red) pertanyaannya bang. Gak bisa saya jawab itu. Abang perkirakan saja sendiri dengan jumlah pemain yang begitu banyak, dan malahan yang antre buat main juga banyak tiap malam. Makanya kami buka sampai dini hari," elak sang kasir.
Satu dari sekian banyak penikmat gelper permainan mesin tembak ikan, Doraemon, naga, tembak burung, dan lainnya, mengaku malam itu telah menghabiskan uang Rp1 juta namun belum mendapatkan hadiah. "Kalah terus. Mesinnya menipu ini. Habis uang dikurasnya tetapi tak juga dapat hadiah yang dibidik," keluh Robby, warga Jalan Sumatera Laut.
Nasib serupa juga dialami Ferry. Dirinya yang sejak pukul 08.00 WIB malam itu dan telah menghabiskan uang Rp2 juta hanya berhasil mendapatkan voucher belanja untuk sebuah kipas angin. "Bagaimana lagi. Sudah kecanduan," jawabnya singkat sambil terus asyik bermamin mesin gelper. (cr1)