Di Manapun Sekolahnya, Kita Tetap Juaranya

Di Manapun Sekolahnya, Kita Tetap Juaranya
Ustazah Nella Lucky, S.Fil.I., M.Hum. (Foto: Istimewa)

Oleh: Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum.

Sekolah mana yang mau saya masuki? Saya pengen sekolah favorit, kata seorang anak usia kelas 6 SD. Ketika orang tua ditanya, sekolah mana yang mau anak ibu masuki? Anak saya pengen masuk sekolah favorit!

Nalar rasional manusia ingin sekali melangkahkan kakinya masuk ke sekolah sekolah favorit dengan harapan akan menopang masa depannya.

Ketika berkumpul dengan sanak saudara, betapa bangganya jika ada pertanyaan, kamu sekolah di mana? Anak itu menjawab, alhamdulillah aku masuk sekolah terfavorit dan ternama.

Sahabat, masuknya anak kita ke sekolah favorit tentu menjadi sebuah kebanggaan orang tua dan lingkungan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah favorit memiliki output yang baik bagi anak didiknya.

Akan tetapi sahabat, jangan berkecil hati jika harapan tak sesuai dengan kenyataan. Karena takdir manusia dan nasib masa depan tidak selamanya ditentukan oleh sekolah mana kita berasal melainkan bagaimanakah cara kita sekolah.

Bukankah kita lihat banyaknya manusia yang justru sukses karena ia terbelakang di kelasnya?

Lihatlah mantan pemimpin Amerika Serikat Franklin Delano Rossevelt, pemain musik terhebat Beethoven, fisikawan terkenal Albert Einsten, pemikik perusahaan besar Yamaha, pencipta Apple Steve Jobs. Mereka adalah orang orang yang justru terbelakang di kelasnya, tetapi tetap sukses masa depannya karena kesungguhannya.

Bukankah kita tahu bahwa Thomas Alpha Edison pernah mengeluarkan kalimat indah yakni kesuksesan itu adalah, 1% kecerdasan dan 99% kesungguhan? Jadi kesuksesan itu bukan sekadar perkara siapa yang paling cerdas melainkan siapa yang paling sungguh-sungguh! 

Adik-adikku yang tersayang, silakan pilih dan masuki sekolah manapun yang kita inginkan. Silakan pilih sekolah favorit yang akan memunculkan kepercayaan diri kita. Tetapi adik-adikku yang ku cintai, sungguh berlian sekalipun dalam kubangan lumpur, ia akan tetap menjadi berlian.

Di manapun kita mengenyam pendidikan, tetapi ketika kita mampu membuktikan bahwa kita adalah berlian maka kita akan tetap menjadi berlian sekalipun di sekolah yang mungkin terbelakang dari standar ukurnya.

Berlian itu adalah kesungguhan, kepercayaan diri yang tinggi, kejujuran, niat belajar yang tulus ikhlas karena Allah, sikap sopan santun yang tinggi kepada guru. Maka di manapun adik-adikku sekolah, insyaallah kesuksesan akan menanti.

Tetapi sebaliknya, besi berkarat, sekalipun dalam bongkahan berlian ia tetaplah berkarat. Jika adik-adikku memang malas belajar, tidak memiliki kepercayaan diri yang baik, pesimisme yang tinggi maka sekalipun dalam sekolah hebat ia tetaplah besi yang berkarat yang tidak akan sukses sekalipun sekolah di lingkungan yang baik.

Adik-adikku penerus generasi bangsa...

Silakan perjuangkan masa depan dengan berbagai cara. Ketika harapan masuk ke sekolah favorite tidak sesuai kenyataan, tetaplah berjuang menjadi berlian yang tetap menyala sekalipun dalam kegelapan.

Wallahua'lam

---

Baca tulisan-tulisan Ustazah Nella Lucky lainnya, KLIK DI SINI

Tonton video-video tausyiah Ustazah Nella Lucky, KLIK DISINI


Berita Lainnya

Index
Galeri