Belajar dari Pohon Kelapa

Belajar dari Pohon Kelapa
Ustazah Nella Lucky, S.Fil.I., M.Hum. (Foto: Istimewa)

Oleh: Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum.

Sahabat, Allah SWT perintahkan kepada kita untuk "iqra" (baca). Apa yang dibaca? Yang dibaca adalah pelajaran tersurat dan tersirat. Sebaik-baiknya manusia adalah yang mampu menangkap makna dari yang tersirat. Yuk, kita ambil hikmah tersirat dari pohon kelapa.

Semua kita pasti pernah melihat pohon kelapa bukan? Model pohon kelapa hampir sama. Modelnya sama tapi tingginya tentu berbeda. Mari kita perhatikan sejenak. 

Pertama, jika pohon kelapa itu tumbuh di depan rumah kita, ia sendiri, tidak ada pohon kelapa lain, yang ada hanyalah pohon lain seperti pohon mangga misalnya. Ia sendiri saja. Biasanya pohon kelapa yang tumbuh di depan rumah atau di belakang rumah kita sendiri, ia tidak terlalu tinggi. Ia rendah saja. Tidak pula terlalu kokoh. 

Tetapi kedua, pernahkan kita melihat pohon kelapa di kebun kelapa atau di hutan kelapa yang jumlahnya banyak? Coba perhatikan, pohon kelapa yang berjumlah banyak itu biasanya lebih tinggi daripada pohon kelapa yang ada di rumah rumah kita. Jika pohon kelapa itu banyak, dalam satu tempat, biasanya ia lebih tinggi bukan?

Sebelum kita ambil hikmahnya, mari kita lihat dan bayangkan pohon kelapa yang ketiga.

Pernahkan kita melihat pohon kelapa di tepi pantai? Sekalipun ia sendiri, biasanya ia jauh lebih tinggi dibanding pohon kelapa yang ada di rumah dan yang ada di kebun kelapa. Sekalipun modelnya membungkuk, tetapi ia lebih tinggi dibanding pohon kelapa di rumah dan di kebun kelapa.

Ya. Dapat dipastikan pohon kelapa di tepi pantai sekalipun sendiri ia jauh lebih tinggi dibanding yang lainnya. Kenapa pohon kelapa ini berbeda tingginya?

Ada ibrah dan pelajaran penting yang dapat kita ambil dari karakter hidup pohon kelapa ini.

Pertama, pohon kelapa yang berada di rumah rumah, ia sendiri, tidak bersama, ia pun merasa tidak memiliki saingan apa apa dalam hidupnya. Ia nyaman dengan kesendiriannya. Kenapa? Toh ia bisa tetap hidup sekalipun ia sendiri sekalipun tidak terlalu tinggi. Ia berada pada zona aman (confort zone).

Pohon kelapa yang berada di rumah dalam kesendiriannya ia kehilangan jiwa kompetisi. Ia merasa tidak sedang berkompetisi dalam hidupnya. Kenapa? Karena ia tidak memiliki orang lain sebagai ukuran hidupnya. Pohon kelapa ini juga tidak memiliki keinginan perjuangan yang baik, kenapa? Karena ia tidak memiliki siapapun yang dapat ia jadikan contoh dalam hidupnya. Alhasil, ia tidak bertumbuh dengan baik, tidak berkembang dengan baik.

Jika ada seseorang yang sendiri, tidak memiliki orang lain untuk dijadikan tauladan, ditambah lagi hilangnya jiwa kompetisi dalam hidupnya maka bersiaplah ia akan senasib dengan pohon kelapa yang hidup tetapi TIDAK BERTUMBUH.

Kedua, pohon kelapa yang hidup bersama di hutan dan bersama-sama biasanya lebih tinggi. Kenapa? Karena ia melihat pohon lain dan mengadakan kompetisi dalam hidupnya. Ia akan berlomba lomba untuk menjadi lebih tinggi dibanding lainnya.

Jika ada seseorang yang hidup bersama, ia hidup dengan skill yang sama, latar belakang keluarga yang sama, kemampuan intelektual yang relatif sama antara satu dan yang lain maka akan muncul rasa kompetisi yang menyebabkan ia senantiasa bertumbuh. Karena apa? Ia ingin lebih baik DIBANDING YANG LAIN.

Tetapi mari kita lihat yang ketiga. Pohon kelapa hidup di tepian pantai. Sendiri. Terkadang tidak pula bersama pohon kelapa lain. Namun ia jauh lebih tinggi. Aneh bukan? Pohon kelapa di tepi pantai ini adalah tipe yang paling spektakuler.

Ia tidak memiliki pohon lain untuk menumbuhkan jiwa kompetisinya, tetapi ia sedang berlomba dengan bayangannya sendiri di tepi pantai. Ia akan senantiasa berlomba untuk lebih tinggi dari bayangannya sendiri. Menarik bukan?

Seseorang yang berkompetisi karena orang lain (seperti kelapa yang kedua) akan berhenti bertumbuh jika ia telah mampu mengalahkan orang lain.

Namun seseorang yang berkompetisi dengan bayangannya sendiri, dirinya sendiri tak kan pernah berhenti untuk bertumbuh. Kenapa? Karena ia memiliki target hidup sendiri, misi dan visi hidup tersendiri, keinginan tersendiri, dan ia akan senantiasa melakukan kompetisi untuk menaklukkan dirinya sendiri.

Karakter ini adalah karakter yang paling baik.

Ada atau tidak ada orang lain, ia tetap bersemangat menjalani hari-harinya. Kenapa? Karena ia sedang berjuang, bukan untuk orang lain melainkan untuk dirinya sendiri.

Orang seperti ini tidak akan pernah lelah untuk berjuang sekalipun ia sudah lebih tinggi dibanding orang lain, karena ia tidak sedang mengalahkan orang lain tetapi ia sedang mengalahkan keinginan dirinya sendiri.

Ia tak kan pernah padam sampai ia dapat mewujudkan mimpinya sendiri. Mimpinya ibarat bayang-bayangnya sendiri di tepi pantai untuk selalu ia kejar hingga ia jauh lebih tinggi dibanding bayang-bayang mimpinya. *

Wallahua'lam.

Tonton video-video tausyiah Ustazah Nella Lucky, KLIK DISINI


Berita Lainnya

Index
Galeri