Disperindag Pertanyakan Kelangkaan Gas Melon di Pangkalan Pekanbaru

Disperindag Pertanyakan Kelangkaan Gas Melon di Pangkalan Pekanbaru
Ilustrasi. (tempo.co)

PEKANBARU - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru mengaku belum mengetahui terjadi kelangkaan gas elpiji subsidi tiga kilogram (gas melon) di tingkat pangkalan.

"Kami belum tahu, bila terjadi kelangkaan di tingkat pangkalan," ujar Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut di Pekanbaru, Kamis (8/6/2017) seperti dikutip dari Antara.

Dia mengaku, pihaknya telah menerbitkan sekitar 700 izin pangkalan yang tersebar pada setiap rukun warga di ibu kota Provinsi Riau tersebut.

Jika jumlah total pangkalan gas elpiji subsidi itu dikalkulasikan dengan jumlah sirkulasi, katanya, maka setiap hari terdapat rata-rata 23.600 tabung di serap masyarakat Pekanbaru.

"Seharusnya tidak ada, atau idealnya tidak terjadi kelangkaan. Kalau terjadi pun, tak akan sampai menyulitkan konsumen karena masih dalam batas toleransi," terangnya.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Masirba Sulaiman berjanji akan melakukan pengecekan lapangan di tingkat pangkalan.

Peristiwa kelangkaan gas elpiji subsidi di tingkat pangkalan, lanjutnya, merupakan suatu keanehan, karena baru pada tahun ini terjadi di saat bulan suci Ramadan.

Ia mengklaim, PT Pertamina (Persero) telah menambahkan alokasi kuota gas subsidi yang biasa disebut "gas melon" untuk wilayah Pekanbaru hingga 17 ribu tabung di tahun 2017.

"Tahun lalu dengan angka realisasi gas elpiji subsidi 518 tabung per bulan, jadi 598 tabung per bulan atas persetujuan dari pemerintah pusat. Jadi, aneh kalau langka juga," katanya.

Pihaknya meyakini, terjadi gangguan pada tingkat didistribusi untuk wilayah Pekanbaru dan sekitar seperti di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) setempat.

"Ada kemungkinan, ini terjadi dari gangguan didistribusi. Atau bisa jadi ada gangguan di SPBE di Muara Fajar, sehingga menyebabkan kekosongan," tutur dia.

"Mungkin ini, yang buat kekosongan bukan kelangkaan di tengah-tengah masyarakat," sebut Masirba.

Sejumlah warga di Pekanbaru mengaku, gas elpiji subsidi tiga kilogram atau biasa disebut gas "melon" mengalami kelangkaan pada sejumlah pangkalan baik menjelang atau beberapa hari saat Ramadan tiba.

"Tadi pagi, saya terpaksa keliling ke pangkalan elpiji di Panam ini. Tapi, tak satu pangkalan jual gas melon," terang Rika Indah (31), ibu rumah tangga di kawasan Panam.

Ia jelaskan, terdapat tiga pangkalan gas elpiji subsidi dirinya datangi di kawasan Panam, tapi persediaan di tempat tersebut mengalami kekosongan dalam beberapa hari terakhir.

Intan (25), warga lainnya yang berprofesi pedagang makanan mengaku, cukup kesulitan mendapatkan gas melon di warung pengecer dalam beberapa bulan terakhir.

"Bila pun ada, maka harganya tinggi. Bisa sampai Rp25.000 per tabung. Kata yang jual waktu itu, karena mau Ramadan," tuturnya. (max/ant)


Berita Lainnya

Index
Galeri