Rasulullah dan si Buta

Rasulullah dan si Buta
Ustazah Nella Lucky, S.Fil.I., M.Hum. (Foto: Itimewa)
Oleh: Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum.
 
SUATU ketika ada orang buta yang suka sekali menghina Rasulullah. Orang buta ini selalu berkata "Muhammad gila, Muhammad gila." Matanya buta, ia sudah tua. Ia hanya mendengar tentang kejelekan Rasulullah dan ia percaya dengan informasi itu. Setiap hari ia mengungkapkan "Muhammad gila."
 
Pada suatu waktu, Rasulullah berjalan di depan orang buta itu. Rasul mendengar "Muhammad gila." Tetapi Rasul tidak pernah marah dan Rasul mengambil satu sikap spektakuler. Ia ambil kurma lalu ia suapkan ke mulut orang buta itu. Orang buta itu menganggap bahwa yang menyuapkan ia makanan adalah Abu Lahab atau Abu Sofian yang senang ketika ada penghinaan yang diberikan kepada Rasulullah.
 
Keesokan paginya demikian juga dan begitu seterusnya. Setiap Rasulullah melewati orang buta itu ia selalu mengungkapkan "Muhammad gila" namun balasan Muhammad adalah memberinya makanan.
 
Suatu ketika Rasulullah jatuh sakit dan tak ada lagi yang menyuapkan orang buta ini. Lalu orang buta ini mencari di manakah orang yang selalu menyuapinya makanan? 
 
Lalu, dari kejauhan ada yang mengabarkan bahwa Muhammad sakit dan sudah sejak beberapa waktu Muhammad tidak melewati orang buta itu.
 
Tercenganglah si buta bahwa ternyata yang menyuapkan makanan ke mulutnya adalah Rasulullah yang ia hina setiap harinya.
 
Tercengangnya si buta membuat ia semakin tak percaya sampai ia melihat bukti bahwa ternyata memang benar-benar Muhammad-lah yang menyuapkan ia makanan.
 
Rasa takjub bapak buta tersebut terbayar dengan ia mengikrarkan dirinya untuk masuk ke dalam Islam. 
 
Apa hikmah di balik kisah nyata ini?
 
1. Si buta begitu percaya dengan apa yang ia dengar tanpa pembuktian yang jelas sehingga ia salah menilah orang lain.
 
Banyak ummat yang terjabak sama dengan penyakit si bapak buta ini. Ia mendengar dari satu pihak tanpa melihat fakta yang sebenarnya lalu ia mempercayai ungkapan sepihak tersebut yang dinamakan dengan "justifikasi". "Justifikasi" dan penilaian orang lain akan cenderung salah tanpa dibuktikan terlebih dahulu.
 
Artinya, jika kita mendengar informasi tentang satu orang, maka janganlah bersikap seperti si buta. Jangan serta merta percaya sebelum ada pembuktian yang jelas. Artinya, jangan percaya pada satu informasi karena terkadang informasi yang kita dengar tentang orang lain adalah salah. Karena tabiat dan watak dari informasi adalah memihak.
 
2. Ketika Rasul menyuapkan makanan si bapak mengira bahwa itu adalah Abu Lahab atau Abu Sofian padahal itu adalah Muhammad. Inilah tabiat dan watak manusia. Terkadang orang yang baik terhadap kita, kita anggap ia ingin mencelakakan kita bahkan sebaliknya orang yang jahat terhadap kita justru kita terbutakan dan menganggap ia adalah orang baik.
 
Artinya, jangan cepat-cepat menilai orang lain. Bisa jadi yang kita anggap baik adalah sejatinya tak baik dan sebaliknya. So, nilailah manusia itu secara proporsional dan faktual.
 
3. Rasulullah mendengar langsung hinaan dari si bapak buta. Lalu kenapa Muhammad tidak marah? Inilah kuncinya. Muhammad tidak marah jika hinaan itu tidak berefek pada dirinya. Karakter Muhammad adalah jika penghinaan, fitnah, cacian, makian itu tidak berefek pada dirinya ia tidak marah. Tetapi jika yang dihina adalah Islam. Maka Muhammad adalah orang yang paling di depan untuk membela kebathilan.
 
Artinya, jika ada cacian, fitnah, hinaan yang diberikan kepada kita. Jika cacian, fitnah dan makian tersebut tidak berefek besar pada diri kita, maka tirulah gaya Rasulullah yang selalu sabar bahkan sama sekali tidak membuat ia marah. Kenapa? Karena gak ngefek...!
 
4. Ketika si buta tahu bahwa Rasulullah memiliki sifat yang spektakuler maka si buta pun masuk ke dalam agama Islam. Artinya, ketika Rasul difitnah ia sabar. Sampai kapan? Sampai si ahli fitnah tersebut sadar dan melihat fakta kebenarannya, hingga Rasulullah pun merasakan lezatnya bersabar dalam fitnah dan hinaan yang menghasilkan kelezatan.
 
Spektakuler bukan...!?
 
Wallahua'lam
 


Berita Lainnya

Index
Galeri