Hanya Berhasil Bangun 805.619 Unit, Program Satu Juta Rumah Kandas Lagi Tahun Ini

Hanya Berhasil Bangun 805.619 Unit, Program Satu Juta Rumah Kandas Lagi Tahun Ini
Ilustrasi.
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut realisasi program 1 juta rumah di tahun 2016 tidak mencapai target. Dari target tersebut, baik bagi rumah Masyarkat Berpenghasilan Rendah (MBR) maupun rumah non-MBR, pemerintah hanya berhasil membangun 805.619 rumah, atau 80,51 persen dari target.
 
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin merinci, sebanyak 569.382 rumah MBR berhasil terbangun. Angka ini tercatat 81,3 persen dari target pembangunan rumah MBR sebanyak 700 ribu. Sementara itu, pembangunan rumah non-MBR tercatat sebesar 235.787 unit, atau 78,59 persen dari target pemerintah sebesar 300 ribu unit.
 
Syarif menyebut beberapa kendala yang menghalangi tidak tercapainya realisasi tersebut. Pertama, adalah harga tanah yang mahal di lokasi pembangunan rumah MBR khususnya yang berada di tengah perkotaan.
 
Jika harga tanah mahal, maka ini akan memberatkan pengembang swasta karena akan menambah beban pembangunan. Apalagi, pengembang swasta mendapatkan porsi terbesar dari pembangunan rumah MBR, yaitu 71,29 persen dari target 700 ribu rumah murah pada tahun ini.
 
"Kalau tinggal di perkotaan, harga tanah tentu menjadi mahal karena tanah sudah mulai jarang. Sehingga ini tentu memberatkan pengembang," ujar Syarif, Jumat (30/12/2016).
 
Di samping itu, ia menyebut pemangkasan anggaran Kementerian PUPR dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) 2016 juga menghambat realisasi program 1 juta rumah. Pasalnya, rumah yang bisa dibangun pemerintah otomatis berkurang jika anggaran menyusut.
 
Sehingga, tak heran jika pemerintah pusat hanya mampu membangun 111.796 unit rumah murah di tahun ini. Angka ini hanya sebesar 98,56 persen dari target semula 113.422 unit rumah.
 
"Selain itu, kami juga tidak memasukkan proyek multiyears karena hitungannya belum jadi. Padahal, kalau proyek itu jadi di tahun ini, kita bisa dapat tambahan 7.500 unit. Kami harapkan proyek multiyears ini selesai 2017 mendatang," jelas Syarif.
 
Kendati demikian, ia tetap senang karena realisasi rumah murah pada tahun ini meningkat dibanding tahun lalu. Syarif menuturkan, pertumbuhan realisasi rumah murah tahun ini mencapai 25,86 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 452.370 rumah murah yang sudah terbangun.
 
Sayangnya, hal serupa tak dialami rumah non-MBR. Pada tahun ini, pertumbuhan realisasi rumah non-MBR melemah 4,69 persen dibanding tahun sebelumnya sebanyak 247.400 unit. Ia menduga, pelemahan daya beli masyarakat membuat kondisi tersebut terjadi.
 
"Apalagi, sebagian besar pembangunan rumah non-MBR ini adalah untuk investasi, bukan untuk dihuni. Sehingga, adanya pelemahan daya beli membuat masyarakat membeli rumah MBR, padahal tadinya mungkin bisa membeli rumah non-MBR. Tetapi, kami tetap yakin backlog rumah bisa ditekan," pungkas Syarif.
 
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), backlog rumah pada tahun 2010 tercatat sebesar 13,5 juta rumah. Angkanya kemudian menurun menjadi 11,4 juta di tahun 2015. (max/cnn)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri