Puisi-puisi Resa Karimah

Fantasi Liar, Sedang Tidak Sejalan

Fantasi Liar, Sedang Tidak Sejalan
Ilustrasi. (Emilio Merlina/absolutearts.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Fantasi Liar
 
Berpikir autistik adalah caraku mencintaimu
Sambil lebarkan bibir
Dan sedikit hembusan angin
Agar terkesan dramatis
 
Oh... 
Tapi sungguh nyata 
Biar kutegaskan bahwa perasaanku nyata
Titik
Tidak ada yang boleh merubahnya
 
Kuteruskan,  sambil menopang dagu
Fantasiku semakin liar
Hampir tidak mampu diterjemahkan
 
Duhai kekasih
Aku ingin mencintaimu seperti daun yang jatuh dari pohon
dan bersetubuh dengan alam
Aku ingin seperti akar yang merambat dan mengakar erat pada tanah
Aku ingin seperti ranting yang menjadi tempat menempelnya buah
Aku tidak sanggup melanjutkannya
Bantu aku terbangun agar tersadar
 
Hanya kepada yang berujung semua akan tersampaikan
 
Yang dilindungi
 
Jika hilang rasa sabarku 
Mungkin air laut yang menjadi tinta
Daratan yang menjadi kanvas
Tidak akan pernah cukup mewakilkan keluhanku
 
Jika hilang rasa kasih sayangku
Mungkin dunia tidak akan mampu menampung air mata yang aku keluarkan
 
Jika hilang keimananku
Mungkin malam ini aku akan berpikir hina dan kemudian mendatangimu 
 
Namun,  Rabb melindungiku
Doa orangtua menyertaiku
Agar aku memiliki rasa sabar yang luar biasa 
Agar aku memiliki kasih sayang yang mengalir
Dan
Agar keimananku mampu menjaga martabat diriku dan agamaku
Pertemukan aku dengan dia di bulan kesepuluh tahun ini
 
 
 
Sedang Tidak Sejalan
 
Aku tidak pernah memintamu untuk datang pada saat ini
Kehadiranmu menyiksaku
Seperti cairan yang menumpuk, mengkristal menjadi batu
 bersatu dengan daging, dan bersemayam dalam tubuhku
Sakit mendera seluruh titik pada pusat organ
Gerak  demi gerak yang kau lakukan menambah luka yang tak berujung kering
Semakin bernanah karena terguyur air garam
Aku mohon berhenti
Karena kau datang dalam atmosfer yang sedang tak harmonis
 
Hujan… kau turun dalam kebersamaan
Miliki visi dan misi hidup yang kompak
Kau dapat menyatukan yang jauh menjadi dekat
Bersama memakai payung
Kau dapat pula menghentikan dua pasang mata untuk bertemu
Derasnya air yang jatuh
 
Membuatku iri
Jangan kau tanyakan lewat petirmu
bagaimana aku dan pasanganku sekarang
Karena aku sedang tidak sejalan dengannya
 
 
Resa Karimah.  Nama pena saya Embun Erede. Panggil saja R.  Saya lahir di Purwakarta Jawa Barat. 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri