Sindir Kartu Prakerja Jokowi, Rocky Gerung: Masih Ada Kartu Pradungu

Sindir Kartu Prakerja Jokowi, Rocky Gerung: Masih Ada Kartu Pradungu

JAKARTA - Pengamat politik dan sosial Rocky Gerung menilai upaya Joko Widodo membangun citra sebagai calon presiden (capres) petahana tidak berjalan baik. Dalam penilaian Rocky, pencitraan yang dibangun Presiden Ketujuh RI itu malah menggerus elektabilitasnya.

Berbicara pada forum Pikiran, Akal, dan Nalar di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/3), Rocky mengkritisi berbagai program kartu sakti ala Jokowi. Yang terakhir adalah program Kartu Prakerja yang menjadi janji kampanye mantan gubernur DKI Jakarta itu.

"Seluruh cadangan kartu sakti sudah dikeluarkan. Terakhir Kartu Prakerja, yang kelihatannya agak absurd karena kalau diiyakan, berapa ratus juta yang akan dibiayai negara?" ujar Rocky.

Mantan dosen filsafat di Universitas Indonesia (UI) itu lantas merujuk pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Kartu Prakerja tidak akan membebani APBN. Menurut Rocky, pernyataan Jokowi itu justru memunculkan pertanyaan.

"Ratusan juta penganggur akan dibiayai oleh negara, uangnya dari mana? Nyuri dari mana? Seluruh tuyul di Jawa Tengah dikumpulin ogah untuk nyuri karena terlalu banyak yang mesti dicuri," ujarnya mengundang tawa.

Rocky dengan gayanya yang khas justru menyarankan Jokowi mengeluarkan kartu pra-dungu. Selama ini, Rocky memang getol melontarkan kata dungu.

"Saya kira masih ada satu kartu di kantong beliau, kartu pra-dungu. Dan jangan berharap kartu itu akan dibagikan, karena dia akan pakai sendiri kartunya itu," cibirnya.

Oleh karena itu Rocky menganggap berbagai jurus pencitraan yang dikeluarkan Jokowi tidak mampu mendongkrak elektabilitasnya. Menurutnya, pencitraan juga harus didukung substansi yang ditawarkan.

"Artinya isinya harus ada dulu. Kalau isinya di bawah standar, dicitrakan dari segala macam sudut pun enggak ngangkat dan itu yang mencemaskan para surveyor istana," pungkasnya.


Berita Lainnya

Index
Galeri