Pungut Biaya pada Kemah Mahir Dasar di Kerinci Kanan, Ini Alasan Kadisdikbud Siak

Senin, 06 November 2017 | 00:51:53 WIB
Ilustrasi.

SIAK - Kepala Disdikbud Siak Lukman, tidak menampik adanya pungutan pada kegiatan Kemah Mahor Dasar (KMD) di Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, yang berakhir, Minggu (5/11/2017).

Lukman hanya mengatakan, tidak tahu jika Kwarcab Pramuka Siak ikut menyumbang Rp 5 juta. Sedangkan biaya masing-masing peserta dan sumbangan lainnya tidak dibantahnya.

"Kegiatan tersebut adalah Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka yang dilaksanakan secara mandiri. Kegiatan melalui panitia Kwartir Ranting Kerinci Kanan," kata Lukman. Terkait pungutan masing-masing peserta, kata dia, itu merupakan hasil musawarah.

Pungutan itu diperuntukkan untuk honor pelatih, konsumsi, biaya buku pelatihan, baju kaos peserta, administrasi panitia dan keperluan lainnya selama pelatihan. "Sifatnya tidak paksaan bagi yang berkeinginan meningkatkan kemampuan dan kompetensi bidang Pramuka. Kami mengharapkan dapat mengikutinya," kata dia.

Ia menguraikan, sesunggungnya salah satu penguatan Pendidikan Karakter melalui Pendidikan Kepramukaan. Kemampuan Pembina Gudep, kata dia, dapat ditingkatkan melalui Kursus Mahir baik itu Mahir Dasar maupun Mahir Lanjutan.

"Kegiatan tersebut banyak gunanya bagi guru maupun kepala sekolah. Antara lain kenaikan pangkat angka kredit, calon kepala sekolah," kata dia.

Dia berjanji akan telusuri menyangkut penggunaan dana BOS dalam kegiatan itu. Namun demikian, ia memandang wajar ada penggunaan dana BOS.

Alasannya, biaya yang diperlukan memang banyak, sehingga bisa saja ada subsidi dari sekolah untuk membatu guru yang ikut. "Sehingga tidak semuanya menjadi beban pribadi guru dalam mengikuti kursus," kata dia.

Sebelumnya, peserta yang didominasi para guru SD-SMP mengeluh besarnya biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Informasi yang dihimpun Tribun, peserta lebih kurang sebanyak 200 orang. Masing-masing peserta harus membayar sebesar Rp 850 ribu untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Anehnya, selain harga masuk masing-masing peserta, masing-masing sekolah pun ikut menyumbang sebesar Rp 100 ribu. Anggaran itu diambil dari dana BOS setiap sekolah.

Lebih parahnya, murid SD dan pelajar SMP dipungut biaya sebesar Rp 1.500 per orang. Satu kali kegiatan KMD yang digelar secara mandiri itu, anggarannya dikeroyok bersama-sama.

Tidak hanya peserta, sekolah dan murid pun ikut menyubsidi kegiatan itu. Bahkan informasinya, Kwarcab Pramuka Kabupaten Siak ikut menyumbang Rp 5 juta, meskipun kemudian dibantah kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Siak, Lukman.

Salah seorang peserta yang meminta namanya tidak dituliskan menyebut, ia terpaksa mengikuti kegiatan itu karena perintah datang dari Disdikbud Siak.

Jika tidak ikut ditakuti-takuti untuk tidak berkembang pada proses kedepannya. "Kalau anggaran tidak banyak sebenarnya tidak apa-apa. Inikan besar anggarannya, jadi saya sebenarnya agak keberatan. Tapi bagaimana lagi," kata dia.

Ia membenarkan, sekolah tempatnya mengajar ikut menyumbang Rp 100 ribu untuk kegiatan itu. Sebab, kata dia, itu ketentuan yang diatur oleh pihak Dinas, sehingga seluruh kepala sekolah berkewajiban mematuhinya. "Anak-anak juga ikut menyumbang, memang tidak banyak,hanya Rp 1.500 peranak," kata dia.

Sumber: Tribunpekanbaru.com

Terkini