PEKANBARU - Vice President Bikers Brotherhood Motorcycle Club (BBMC) Sumatera Chapter, Rudye Taliwongso, tak pernah bisa lepas dari sepeda motor. Berbagai pengalaman menarik mengiringinya.
Rudye pertama kali mengendarai motor berawal dari keisengannya. Saat itu, usianya masih tujuh tahun. Melihat motor orang tuanya nganggur langsung ia gas pol dan menjadi pengalaman tak terlupakan karena menabrak rumah.
"Masih ingat dulu motor Cup 70 warna merah punya ayah masih dalam kondisi hidup di teras rumah. Saya pikir kesempatan nih, iseng anak-anak waktu itu. Lalu saya masukan gigi dan langsung gas pol. Saya nabrak kaca rumah," ujar Rudye mengawali cerita saat berbincang dengan riaurealita.com di Pekanbaru, Senin (8/5/2017).
Pengalaman pahit itu rupanya tak membuat Rudye kapok atau trauma. Keinginannya untuk bisa mengendarai motor justru makin menjadi-jadi hingga akhirnya dalam usia dini ia sudah berkendara saat pergi sekolah.
"Dari mulai kelas satu SMP saya sudah pakai motor ke sekolah. Saya pakai motor ibu, Yamaha Autolube 75. Saat itu paling keren lah pokoknya," tutur Rudye sambil tertawa.
Kecintaan Rudye terhadap motor pun kian meningkat. "Saat kelas tiga SMA saya mulai tertarik motor klasik, tapi saat itu motor klasik sangat jarang yang punya," ungkapnya.
Namun demikian, Rudye tak hilang akal. Keisengannya kembali muncul. "Sekitar tahun 1999, saya diam-diam menukar motor CB Twin 125 punya ayah dengan motor Sparta Villiers 175cc buatan tahun 1952. Itulah motor klasik pertama saya," kenangnya.
Rudye kemudian mulai ikut-ikutan touring pada 2001. "Touring pertama saya ke Pantai Pangandaran (Kabupaten Pangandaran--hasil pemekaran Kabupaten Ciamis--Jawa Barat)," terangnya.
Berkendara jarak jauh dengan motor pertama Rudye itu rupanya tak semulus yang dibayangkan. "Saat itu setiap sekitar satu kilometer motor saya mogok. Lezat banget lah, saya menikmatinya, hahaha...." kelakarnya.
Sejak itu pula hingga kini dipercaya sebagai Vice President BBMC Sumatera Chapter, Rudye masih hobi touring. Ia mengaku selalu menikmati setiap perjalanan dengan motor tuanya.
Menurutnya, memiliki motor tua sebagai satu kebanggaan tersendiri. "Karena motor tua tidak gampang mendapatkannya, kita harus hunting ke pelosok-pelosok, dan rata-rata motor tua begitu didapatkan dalam kondisi mati," terangnya.
"Nah, untuk menghidupkan kembali itu kita harus mencari sparepart yang tidak ada di toko. Jadi dibutuhkan kesabaran dan niat yang luar biasa," sambung Rudye.
Ia juga memetik banyak pelajaran positif dalam berorganisasi. "Di BBMC saya banyak mendapatkan pelajaran bagaimana kita menjunjung tinggi persaudaaan, saling menghargai, mempunyai loyalitas yang baik, serta dibarengi dengan rasa kebanggaan. Insyaallah itu semua bisa diterapkan juga dalam kehidupan sehari hari," pungkas Rudye.
Agenda Silaturahmi
Rudye mengatakan, BBMC Sumatera Chapter akan menggelar acara silaturahmi pada 13-14 Mei mendatang di Pekanbaru.
"Acara itu juga sekalian untuk membahas agenda BBMC Sumatera Chapter," katanya. Acara tersebut akan dihadiri seluruh check point di Sumatera dari mulai Lampung, Jambi, Palembang, Bengkulu, Pekanbaru, Bukittinggi, Pematang Siantar, Medan, dan Batam.
Setelah acara tersebut, Rudye menambahkan, pada hari yang sama BBMC akan mengikuti acara Riau Bike Week di Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru. "BBMC menjadi salah satu official support acara tersebut," tutupnya. (Max)