BENGKALIS - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menghadirkan maskot Rumah Tuan Kadi dan dua ekor gajah jinak, Domang dan Tari, dalam pameran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Riau 2025 yang digelar di Kabupaten Bengkalis.
Miniatur Rumah Singgah Tuan Kadi ditampilkan sebagai ikon budaya Melayu dari Kota Pekanbaru. Ikon tersebut sengaja diangkat untuk memperkenalkan sejarah dan kekayaan budaya Melayu kepada masyarakat luas.
“Kalau daerah lain mengangkat tema masjid atau ikon religius lainnya, Pekanbaru tampil berbeda. Kami mengusung tema Rumah Tuan Kadi dan Gajah Domang-Tari,” ujar Agung, perwakilan Pemko Pekanbaru, di lokasi MTQ, Sabtu (28/6/2025).
Domang dan Tari merupakan dua anak gajah jinak yang berasal dari Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), kawasan konservasi penting di jantung Riau. Keduanya selama ini dilatih untuk berinteraksi dengan manusia dan turut serta dalam kegiatan patroli penggembalaan gajah liar. Mereka juga kerap menyambut tamu maupun peneliti yang datang ke TNTN.
Namun kondisi TNTN kini memprihatinkan. Aktivitas perambahan hutan dan alih fungsi lahan menjadi kebun sawit ilegal terus menggerus habitat alami gajah Sumatera.
“Kami ingin menyuarakan penyelamatan hutan. Dari Pekanbaru, kami serukan: Save Tesso Nilo,” tegas Agung.
Selain menyoroti isu lingkungan, Pemko Pekanbaru juga menampilkan Rumah Tuan Kadi sebagai simbol budaya Melayu. Di hadapan Gubernur Riau Abdul Wahid dan kepala daerah lainnya, Agung mengundang masyarakat untuk datang ke Rumah Singgah Tuan Kadi, yang kini telah difungsikan kembali sebagai pusat kegiatan budaya kreatif setiap akhir pekan.
“Kami menghidupkan kembali kawasan Rumah Singgah Tuan Kadi sebagai pusat budaya Melayu yang terbuka untuk umum,” pungkasnya.