Kabar Gembira dari Dunia Konservasi: Anak Harimau Sumatra Lahir di Sanctuary Barumun, Tiga Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Sabtu, 03 Mei 2025 | 22:41:05 WIB

PEKANBARU - Kabar menggembirakan datang dari Sanctuary Harimau Sumatra Barumun. Sepasang anak harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), masing-masing jantan dan betina, lahir dalam kondisi sehat pada 26 Januari 2025. Kedua anak harimau ini merupakan keturunan dari indukan “Gadis” dan “Monang”.

Kelahiran ini menjadi bukti nyata keberhasilan program konservasi harimau sumatra yang terus digalakkan untuk menyelamatkan satwa endemik tersebut dari ancaman kepunahan.

Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, secara resmi memberikan nama “Nunuk” untuk bayi jantan dan “Ninik” untuk bayi betina.

“Proses penamaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi simbol harapan baru bagi konservasi harimau sumatra di Indonesia,” ujar Raja Antoni.

Ia juga berharap kehadiran Nunuk dan Ninik dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pelestarian satwa liar.

Sementara itu, dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten, dunia konservasi Indonesia kembali mendapat kabar positif. Dalam patroli mobile selama 15 hari, dari 14 hingga 28 April 2025, ditemukan indikasi kuat keberadaan tiga individu baru badak jawa (Rhinoceros sondaicus).

Temuan penting tersebut meliputi:

1. Anakan badak jawa - Jejak tapak berukuran 19–20 cm ditemukan di Blok Citadahan. Diperkirakan, individu ini berusia 4 hingga 6 bulan, menandai kelahiran baru di alam liar.

2. Induk dan anak betina - Kamera trap pada 30 Maret 2025 pukul 19.13 WIB merekam penampakan induk badak bersama anak betina berusia sekitar 2 tahun, menunjukkan keberlanjutan siklus hidup spesies ini.

3. Jantan remaja - Kamera trap pada 3 April 2025 pukul 00.18 WIB juga merekam keberadaan badak jantan berusia sekitar 3 tahun. Identifikasi lebih lanjut masih dilakukan.

Menteri Kehutanan Raja Antoni menyambut positif temuan tersebut.

“Kehadiran individu baru ini merupakan sinyal kuat keberhasilan konservasi badak jawa di TNUK. Kami akan terus memantau dan memastikan perlindungan maksimal bagi mereka,” ungkapnya.

Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi antara Balai TNUK, Ditjen KSDAE, mitra konservasi, dan masyarakat sekitar. Konsistensi upaya konservasi dinilai menjadi kunci dalam menyelamatkan badak jawa dari kepunahan.

Terkini