PEKANBARU - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, permintaan kue kering di Kota Pekanbaru, Riau, mengalami lonjakan signifikan, meningkat hingga 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Para perajin kue kering, terutama ibu rumah tangga di Kecamatan Senapelan, kini disibukkan dengan pesanan yang datang tidak hanya dari berbagai daerah di Riau, tetapi juga dari luar provinsi, seperti Dumai, Bengkalis, Duri, hingga Jakarta.
Mulya Oktaviani, salah satu perajin kue kering rumahan di Senapelan, mengaku telah memulai produksi sejak awal Ramadan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Dalam prosesnya, ia dibantu oleh beberapa karyawan.
Ia memproduksi 14 jenis kue kering, termasuk nastar, quacker, bangkit susu, nutella, lapis coklat, kacang-kacangan, hingga kue semprong berbahan tepung sagu yang menjadi ciri khas Riau.
“Dari semua jenis yang kami buat, nastar, lapis coklat, dan nutella jadi yang paling diburu pelanggan,” ungkap Mulya.
Tahun ini, produksi kue keringnya mencapai 1.200 toples, meningkat tajam dibanding tahun lalu. Harga per toples dibanderol mulai Rp85.000 hingga Rp120.000, tergantung jenis kue.
“Kami bersyukur, pesanan tahun ini naik 80 persen. Banyak yang datang dari Pekanbaru, tapi juga dari luar daerah seperti Bengkalis, Duri, Dumai, bahkan Jakarta,” tambahnya.
Lonjakan permintaan ini tidak hanya menjadi berkah bagi para perajin, tetapi juga menambah semarak suasana Ramadan dan Lebaran.
Dengan kualitas terjaga dan cita rasa khas, kue kering rumahan dari Senapelan semakin diminati, menjadikan tradisi Lebaran semakin manis dan meriah bagi masyarakat Riau dan sekitarnya.