Antisipasi Hoaks Pilkada 2024, Polda Riau Bentuk Tim Khusus

Senin, 23 September 2024 | 21:40:45 WIB
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Pol Nasriadi

Pekanbaru - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memulai tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 untuk tingkat Gubernur, Bupati hingga Wali Kota. Proses pengundian nomor urut bagi seluruh pasangan calon telah selesai dilaksanakan.

Sejalan dengan dibukanya pendaftaran bakal calon, platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Tiktok dibanjiri dengan akun-akun palsu yang melancarkan serangan terhadap salah satu kandidat.

Sebagai respons atas maraknya hoaks dan ujaran kebencian, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau akan memperketat pengawasan di dunia maya. Tim patroli siber akan aktif memantau dan menindak tegas akun-akun yang menyebarkan hoaks atau konten negatif.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Pol Nasriadi, menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan patroli cyber untuk mengawasi akun-akun yang menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian yang ditujukan kepada salah satu calon.

"Masyarakat diminta aktif melaporkan jika menemukan konten semacam itu," sambung Kombes Pol Nasriadi, Senin (23/9/2024).

Nasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon untuk menggunakan media sosial secara bijaksana.

"Kami meminta tim sukses untuk menghindari penyebaran berita bohong di media sosial. Saya mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat berujung pada sanksi hukum," tegasnya.

Ia menyampaikan pentingnya mengedepankan program, visi, dan misi calon yang diusung, ketimbang melakukan serangan terhadap lawan politik.

"Jangan sampai lepas kontrol dalam menggunakan media sosial. Lebih baik tonjolkan program, visi, dan misi jagoannya masing-masing daripada menyerang calon lain," ucap Nasriadi.

Beliau menegaskan bahwa menyebarkan hoaks yang mengandung unsur pidana dapat dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan berujung pada hukuman pidana.

"Mari kita ciptakan suasana Pilkada yang sejuk dan damai. Hindari saling menjatuhkan atau memprovokasi antara calon kepala daerah, baik Gubernur, Walikota, maupun Bupati, terutama di media sosial," tutup Nasriadi.

Terkini