BENGKALIS- Sebanyak 500 peserta dari berbagai negara mengikuti acara Webinar internasional yang bertajuk "Local Action, Global Impact 2024" yang ditaja PT. Kilang Pertamina Indonesia (KPI) Sungai Pakning yang membahas Membahas Energi Berkelanjutan dan Perubahan Iklim Menuju Masa Depan Berbasis Energi Terbarukan Bekerja sama dengan Faculty of Technology Management and Business University Tun Hussein Onn Malaysia, Selasa (20/8/24).
Acara tersebut mendapatkan partisipasi dari berbagai kalangan masyarakat, diantaranya mahasiswa, peneliti, akademisi, profesional, dan pembuat kebijakan dari seluruh dunia. Acara ini berhasil merepresentasikan kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia dalam upaya memperkuat dampak lokal secara global
Acara ini dipandu oleh Dosen Ilmu Pemerintah Universitar Riau, Geovani Meiwanda, S.Sos., M.PA dengan menghadirkan keynote speaker (pembicara) hebat di bidangnya dari yang terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka dari kedua negara. Dalam Webinar Internasional tersebut, PT KPI Kilang Sungai Pakning menghadirkan Rudi Hartono selaku SMOM PT KPI Refinery Unit II Dumai, Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP selaku peneliti dan pengamat ekonomi pedesaan dari Universitas Riau, dan Prof. Dr. Seow Ta Wee, dari Fakultas Manajemen Teknologi dan Bisnis, Universitas Tun Hussein Onn Malaysia.
Rudi Hartono selaku SMOM PT KPI Refinery Unit II Dumai menjelaskan bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan oleh PT KPI Kilang Sungai Pakning dalam menjaga lingkungan dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan menyediakan air bersih bagi masyarakat sekitar lewat program inovasi Sungai Gambut Berseri. Beberapa diantaranya adalah Nozzle Gambut (Nozgam) dan filtrasi air gambut (FILAGAM).
Menurut Rudi, Nozzle Gambut merupakan inovasi alat pemadaman karhutla di daerah gambut yang dikembangkan oleh Perwira (sebutan pekerja Pertamina) Kilang Sungai Pakning dan Dumai sangat efektif untuk membantu mempercepat pemadaman api. Dikatakan oleh Rudi, pihaknya terus berinovasi menghadirkan solusi energi yang ramah lingkungan.
“Pertamina berkomitmen untuk terus berinovasi dan mencari solusi energi yang ramah lingkungan. Kolaborasi dengan akademisi seperti yang kita lakukan hari ini sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut,” jelasnya.
Inovasi Nozzle Gambut yang dikembangkan oleh PT KPI Kilang Sungai Pakning tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) perusahaan. Alat kemudian juga telah mendapat pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Prof. Dr. Seo Ta Wee dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia selaku Keynote Speaker dari Malaysia dalam kesempatan tersebut memaparkan materi terkait pengalaman Malaysia dalam hal transisi energi.
“Malaysia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam pengembangan energi terbarukan. Namun, masih banyak tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang energi terbarukan,” jelasnya.
Terselenggaranya Webinar Internasional ini juga menegaskan kembali pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi berbagai tantangan global. Dengan menghadirkan perspektif dari berbagai negara, acara ini mendorong pembentukan jaringan yang kuat dan berbagi pengetahuan yang dapat meningkatkan efektivitas tindakan lokal dalam skala global.
Manager Production, R. Moh. Kun Tauchid mengungkapkan dalam menghadapi tantangan global saat ini diperlukan sebuah kolaborasi yang strategis.
“PT KPI Sungai Pakning berkomitmen untuk menciptakan kolaborasi dalam penanganan Global. Kondisi global yang terus bergejolak karena perubahan iklim saat ini, mendorong kita untuk berupaya keras menanganinya. Oleh karena itu bentuk kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia dapat menjadi solusi terpenting dalam penanganannya,” ujarnya.
Lebih dari sekadar sebuah pertemuan, acara ini turut menciptakan momentum untuk aksi nyata dan kolaboratif di tingkat lokal yang dapat menginspirasi perubahan positif secara global. Peserta mendapatkan kesempatan untuk membangun kemitraan baru dan merumuskan strategi implementasi yang inovatif, menunjukkan bahwa kolaborasi lintas negara dapat menghasilkan solusi yang efektif dan berkelanjutan.