Gara-gara Bom, Twitter dan Facebook Terancam Diblokir di Negara Ini

Senin, 14 Maret 2016 | 17:11:00 WIB
Ilustrasi.
JAKARTA - Keberadaan Twitter dan Facebook kembali terancam di Turki lantaran pengadilan Ankara telah memerintahkan pemblokiran akses ke situs media sosial tersebut, Minggu (13/3/2016). Apa alasannya?
 
Sejumlah foto pemboman di Ankara tersebar secara online di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Pemboman tersebut terjadi pada Minggu (13/3) di halte bus di dekat sebuah taman di Kizilay dan menewaskan 34 orang serta 125 lainnya terluka.
 
Rekaman video yang turut menyebar viral menampilkan puing-puing di jalur jalanan bawah tanah. Diketahui ledakan bom tersebut cukup kencang, menurut seorang saksi, bisa terdengar dari radius 2,5 kilometer.
 
Tersebarnya gambar dan video pemboman tersebut di dunia maya mendorong penegak hukum memutuskan memblokir situs Facebook dan Twitter.
 
Menurut seorang pejabat keamanan, seperti dikutip Reuters, bom itu diduga adalah serangan bunuh diri. Dia bilang belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. 
 
Beberapa kendaraan bermotor ikut terbakar akibat ledakan tersebut. Lokasi ledakan berdekatan dengan kantor-kantor pemerintahan, termasuk kantor-kantor kementerian. 
 
Dilaporkan Business Insider, pasca kejadian ini banyak netizen mengaku kesulitan untuk mengakses situs. Tidak dijelaskan lebih rinci mengenai berapa lama pemblokiran Twitter dan Facebook — apakah sementara atau permanen. 
 
Yang jelas, Turki memang termasuk salah satu negara yang ketat soal media sosial. Tahun lalu pemerintah sempat memblokir Twitter karena membiarkan penyebaran foto-foto aksi kekerasan oleh kelompok militan.
 
Sebelumnya pada Januari 2015, pengadilan di provinsi Adana, Turki, juga sempat melayangkan ancaman terkait pemblokiran layanan jejaring sosial Twitter. 
 
Larangan penggunaan Twitter oleh pemerintah Turki kala itu hendak dilakukan apabila jejaring sosial pimpinan Jack Dorsey itu tidak memblokir akun salah satu media cetak lokal di sana.
 
Dilansir dari situs berita Engadget, media cetak koran lokal itu sempat membocorkan dokumen yang mengungkap kebenaran dibalik sebuah serangan kawalan badan Intelijen.
 
Twitter dan jejaring sosial lainnya diwartakan telah setuju untuk menghapus sejumlah publikasi namun dianggap belum cukup memuaskan. (max/cnn)
 

Terkini