Malam Puisi Pekanbaru

Kelas Menulis Malam Puisi Bahas Lokalitas

Kelas Menulis Malam Puisi Bahas Lokalitas
Kelas Menulis Malam Puisi Pekanbaru berfoto bersama usai kegiatan selesai. Foto diambil Selasa (28/3

PEKANBARU - Selasa (28/3/2017), Komunitas Malam Puisi Pekanbaru kembali mengadakan Kelas Menulis Puisi untuk keempat kalinya di Rumah Budaya Sikukeluang, Jl.Dwikora No 2, Pekanbaru.

Kali ini, Kelas Menulis mengangkat tema Lokalitas dengan May Moon Nasution sebagai pembicara. Kelas yang dimulai sejak pukul 17.00-21.00 WIB itu, berlangsung dengan hangat dan antusiasme  peserta yang tinggi. Terlebih, peserta Kelas Menulis puisi sudah membawa karya mereka untuk  didiskusikan dan dibahas langsung oleh pembicara.

Menurut May Moon Nasution, di dalam lokalitas, budaya lokal bisa dijadikan sebagai gagasan dan pedoman hidup. Puisi yang mengandung tema lokalitas membutuhkan eksplorasi dan pemahaman yang baik terhadap budaya yang diangkat, agar puisi tersebut dapat tersampaikan kepada pembaca.

Penyampaian materi juga diperkuat dengan melampirkan 14 puisi-puisi May Moon Nasution yang pernah dimuat di berbagai media baik lokal maupun nasional. Puisi-puisi tersebut merupakan puisi yang sebagian besarnya bercerita tentang lokalitas Mandailing yang kental. May Moon juga membahas beberapa puisi tersebut, sehingga konsep lokalitas dalam puisi dapat dipahami oleh para peserta.

Lebih jauh dikatakan May Moon, lokalitas budaya melayu pun yang terdapat dalam puisi juga dihadirkan oleh sastrawan yang dimiliki Riau, yakni Marhalim Zaini dan Sutardji Calzum Bahri. Mereka merupakan beberapa nama sastrawan yang kerap mengusung lokalitas budaya melayu di dalam karyanya.

Redho, selaku moderator acara kelas menulis puisi mengatakan lokalitas memang harus punya tempatnya sendiri.

"Eksplorlah diri terhadap budaya yang dimiliki. Tujuannya adalah agar budaya lokal yang kita miliki dapat diperkenalkan dan budaya tersebut dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Kelas menulis itu ditutup dengan diskusi dan pembahasan 3 puisi hasil karya perserta. Diskusi berjalan sangat hangat karena puisi dibahas oleh ahlinya langsung.

Pantauan riaurealita.com, selain May Moon Nasution, juga hadir Boy Riza Utama, Anju Zasdar, Budhy Utamy, selaku penyair-penyair muda Riau yang juga memberi masukan-masukan terhadap puisi yang terkumpul dari peserta kelas menulis.

Sebuah kalimat dari Goenawan Mohammad disampaikan Boy Riza Utama untuk membangkitkan dan memotivasi para peserta. Dia mengatakan bahwa puisi berangkat dari kerinduan dan berakhir pada kerendahan hati.Oleh karena itu, puisi akan selalu punya tempat dan pengaruh dalam kehidupan itu sendiri.


 
Reporter: Putri Andini Agustin

Editor : Anju Mahendra


Berita Lainnya

Index
Galeri