Cerpen Roger Sarin Mau

Kenangan Indah Terbakar Cemburu

Kenangan Indah Terbakar Cemburu
Ilustrasi. (Caroline Vis/saatchiart.com)
SESUATU yang dingin menusuk ulu hati. Saya merasakan kesepian yang mengigit dan ketidakberdayaan yang menggelisahkan. Jantung saya selalu berdebar dan sepertinya kilat baru saja menyambar kepala saya serta menghancurkan segala isinya. Saya tidak bisa berpikir jernih lagi.
 
Saya duduk di tepi malam sambil menikmati secangkir kopi dan ditemani bulan sabit yang cantik. Kopi yang manis karena ditambah sedikit kenangan. Sepahit apa pun kopi itu akan terasa enak jika dinikmati dengan beberapa keping kenangan yang manis. 
 
Wangi embun meruap melalui pucuk-pucuk daun.
 
Kenangan adalah sesuatu yang senantiasa bergelora di dalam dada. Ada kenikmatan tersendiri jika mengorek-ngorek isi kenangan. Saya berusaha mengorek kenangan, mungkin ada hal indah yang terkubur di dalam sana.
 
***
 
Beberapa menit yang lalu, saya merasa ada suara yang memanggil-manggil saya. Saat saya sedang mengetik tugas, tiba-tiba seseorang menepuk bahu saya dan menyentuh pipi saya. Saya merasakannya dan saya mengenal suara itu. Saya mengenal tangannya yang lembut dan aroma tubuhnya yang wangi.
 
Saya terbuai dan berusaha menutup mata dengan lembut. Tetapi tiba-tiba semua itu hilang. Hilang dalam sekejap. 
 
Ketika saya membuka mata, suara itu lenyap ditelan suara jari-jari saya yang bermain di atas laptop. Sentuhan yang lembut itu tertelan bayangan tubuh saya. 
 
Saya berusaha mencarinya. Mencari kemana ia bersembunyi. Mencari pemilik suara yang lembut dan tangan yang halus tapi saya tidak mendapatkan apa-apa.
 
Saya kemudian bangkit dan mencarinya sekeliling kamar. Saya menyisir segala ruangan. Mungkin dia sedang bersembunyi. Saya pergi ke kamar mandi, ke dapur dan segala tempat yang mampu saya jangkau tetapi tidak ada. 
 
Suara itu tidak ada dan wangi tubuh itu tidak dapat tercium lagi. 
 


Berita Lainnya

Index
Galeri